Aku Surya. Punya 1 kakak perempuan dan kami hidup dengan begituu…… akrab π
Pagi itu. Aku ada kesibukan. Jadwalku hari ini sudah ku tata rapi semalam. Pagi, rapat kegiatan sekolah bareng teman-teman, ntuh nyampe sore truuss sore ke malam, jalan ke XXI. Biasalah anak menginjak usia 17 tahunπ
Hahaa π
Kembali ke pagi yang cukup membuatku kriting di depan pintu kamar. Kamar kakakku π‘
“Ma ! Aku pergi sendiri ya, jam 8 niihh ! Kakak lamaa” π₯ teriakku
π
“Bareng saja dek” kata mama dari dapur.
π
“SURYAA !! Nunggu bentar napa” teriak kakakku.
“Kaaakk, sudah sejam !” π§π₯π€
“Bentaarr ! Nih jaruumm kemanaa?” Sumpaahh.. suaranya nyaring banget.π¨π¨π
“Jarum warna pink mana maa?” Tanyanya sambil berlari ke dapur. Kerudungnya pun dipegangnya perlahan dengan kedua tangannya.
Kalau jatuh… bakalan nyetrika ulang π§
“Kaakkk pake yang ada saaajaa” π²
“Heehh! Gak boleh.. gak pas dengan kerudungnya keleesss” π©
Kakakk ooh kakakk π₯
Lima belas menit berlalu hanya untuk mencari jarum. Bayangkan saja π§
π
“Sudah siaapp” π katanya di depan pintu kamarnya.
Aku yang menunggunya sambil menonton tv pun bernafas lega. Sudah 2 film yang ku habiskan untuk menunggunya sejak tadi. Daann… kesabaranku pun membuahkan hasil..
Hahaa buah dari kesabaran itu indah. Manis bangeettt…. Akhirnya bisa pergi sekarang ππ
Baru selangkah meninggalkan kamar. Si kakakku ini dipertemukan oleh kaca di dinding. Di samping kamarnya. Kacanya begitu besar. Sampai terlihat seluruh wajah dan tubuhnya saat mengaca.
“Gawaaattt” kataku dalam hati ππ£
“Kaaakk” kataku sambil berjongkok di belakangnya.
“Baju ini bagus nggak sih? Kok aku gemukan ya?” ππ°
“Kakaaakk!!” Teriakku sambil menggaruk-garuk kepala.
“Bentar…. ganti deh… kayaknya bagusan warna hitam nih bajunya…. biar gak gemuk-gemuk amat dilihat” π¬
Dia pun kembali masuk ke kamarnya.
π
Kesabaranku kembali diuji. Buah dari kesabaran itu belum sepenuhnya matang π¬ Dan bayangkan, berapa tayangan tv lagi yang harus aku tonton untuk menunggunya memilih baju.
π
Beberapa menit berlalu.
“Hahaa yang ini coocookk !!” Teriaknya kegirangan di depan kaca tadi.
Dan aku… hanya tersenyum. Takut kualat. Karena terlalu girang, diuji lagi π₯π€π£
Lalu…..
“Eehh jarungnya item deh….” tambahnya sambil melirik ke kanan ke kiri.
π²
“Kaaaakkk” π‘
Aku pun terduduk melihat tingkahnya π
“Heh… jarum item manaaa ?? Perasaan tadi di sini ! Maaa?” π
π‘
π‘
Begitulah seterusnya cerita ini….
Jarum oh jarum π
Mengapa kau buatku berjamur di sini π¬
“Nah loh.. kok aku yang disalahin sih?” Bisik si jarum π
Jarum yang Berjamur !
Iklan